Hari raya Idul Fitri adalah hari yang dinanti-nantikan oleh umat islam setelah 29 sampai 30 hari lamanya menjalankan ibadah puasa wajib di bulan Romadhon tidak terkecuali anak-anak. Hari raya yang disebut juga lebaran ini begitu sangat dinantikan oleh mereka.
|
image: salmanitb.com |
Apa yang menjadikan lebaran begitu sangat dinanti-nanti oleh anak-anak? Saya menjadi teringat pada waktu masa kecil saya dahulu. Hari libur pada saat lebaran, banyak kue yang terhidang di meja dan juga masakan yang dimasak oleh ibu tercinta, angpao dari kerabat keluarga di saat kita mengunjungi kediaman mereka dan juga baju dan sepatu baru yang bentuknya pun beraneka ragam, dari baju koko untuk anak laki-laki lengkap dengan kopiahmya, gamis untuk anak perempuan, kaos dengan aneka gambar karakter yang sedang populer hingga baju pesta untuk anak perempuan yang terkesan mewah. Anda pasti juga pernah mengalami saat-saat indah seperti ini di waktu kecil bukan?
Apakah harus dengan baju baru?
Sewaktu kecil, saya beranggapan bahwa yang namanya lebaran itu ya semuanya serba baru, baju baru, celana baru dan sepatu baru hingga cat rumah serta pagar pun juga baru. Sehingga saya kerap kali jika lebaran menjelang saya memaksa ayah dan ibu untuk membelikan baju baru. Saya juga merasa malu dengan teman-teman jika saya belum memiliki satu pun pakaian baru yang akan dikenakan pada saat lebaran.
|
image: viva.co.id |
Entah dari mana datangnya tradisi atau budaya seperti ini sehingga sudah menjadi suatu kebiasaan yang wajib dan sudah terjadi turun temurun. Tidak salah memang, namun apabila kita tidak menanamkan nilai-nilai dan memberikan pemahaman yang benar maka Idul Fitri hanyalah akan menjauhkan mereka akan makna dan arti sesungguhnya yang berarti kembali ke fitrah, kembali kepada kesucian.
Mungkin ada baiknya kita sebagai orang tua dalam memberikan pemahaman terhadap anak-anak dengan menjelaskan arti kata dari Idul Fitri terlebih dahulu, tentunya dengan bahasa yang dapat dengan mudah dimengerti anak Anda.
Baik, di sini saya akan memberikan penjelasan mengenai arti tersebut, menurut versi dan pengetahuan saya tentunya. Hal ini dapat berbeda-beda sesuai dengan tingkat pemahaman seseorang tapi tetap bermuara pada satu makna.
Sebenarnya apa sih
arti dari "Idul Fitri" itu? Idul Fitri berasal dari bahasa arab yang berarti hari kesucian. Hari di mana kita kembali kepada fitrahnya kita sebagai manusia di muka bumi ini. Layaknya bayi yang baru lahir ke dunia ini yang tanpa membawa atau mewarisi dosa sedikit pun.
|
image: jadiberita.com |
Seperti kertas putih, itulah keadaan bayi yang terlahir. Putih bersih, polos, permukaan kertas yang mulus dan belum terdapat coretan dan lekukan kertas. Hanya orang tua dan perjalanan hiduplah yang dapat membentuk dan mewarnai kertas putih itu. Hingga pada akhirnya manusia memang tidak pernah luput dari dosa.
Oleh sebab itu Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang memberikan kesempatan pada umat Nabi Muhammad SAW untuk membersihkan diri dari dosa-dosa melalui satu bulan-Nya yang amat mulia yaitu Bulan Suci Romadhon, yaitu satu bulan di mana kita sebagai umat Islam diwajibkan untuk berpuasa selama satu bulan lamanya. Bulan penuh rahmat, kasih sayang dan juga bulan yang penuh ampunan dari Allah SWT. Sehingga di bulan Syawal umat islam seolah terlahir kembali layaknya bayi yang baru lahir.
Hampir sebagian dari masyarakat salah dalam mengartikan dan memaknai kalimat "kembali kepada kesucian". Di hari raya Idul Fitri, Nabi Muhammad SAW juga memerintahkan umat Islam untuk memakai pakaian yang terbaik yang dimiliki pada saat hari raya Idul Fitri, namun kata "terbaik" juga sering disalah artikan dengan "baru" maka akhirnya banyak orang yang menganalogikan "terbaik" dan "kembali kepada kesucian" dengan mengenakan pakaian baru.
Nah, kini sudah sepatutnya bagi Anda dan saya sebagai orang tua untuk dapat memberikan contoh dan pemahaman tentang apa sebenarnya lebaran itu pada anak-anak kita. Berikanlah pemahaman-pemahaman dalam bahasa yang dapat dengan mudah dimengerti dan dipahami oleh mereka, dengan harapan agar mereka dapat mengerti bahwa lebaran tidak hanya sebatas penampilan fisik atau tampilan luar saja dengan mengenakan pakaian baru.
So, nilai-nilai apa lagi yang dapat kita tanamkan pada anak selaku generasi penerus kita?
Ada beberapa kebiasaan baik yang terjadi pada hari Lebaran di masyarakat kita dan telah berlangsung turun temurun yang dapat kita berikan sebagai contoh pada anak-anak kita.
|
image: aripimawan.com |
Lebaran disadari atau tidak telah menjadi salah satu momen atau peristiwa penting dalam meminta maaf dan memohon ampun, menjalin kebersamaan dan menjalin silaturahim. Coba Anda bayangkan, di Indonesia selepas Shalat Id, jamaah pulang kembali ke rumah masing-masing untuk melaksanakan suatu ritual yang di daerah Jawa lazim disebut acara "sungkeman", yaitu suatu acara di mana anak memohon maaf dan ampunan dari orang tua dan istri kepada suami demikian pula sebaliknya. Setelah acara keluarga itu selesai kemudian dilanjutkan dengan kunjungan silaturahim ke tetangga-tetangga terdekat.
|
image: republika.co.id |
Lebaran belum berhenti di sini, bahkan setelah dengan lingkungan tetangga selesai acara lebaran dilanjutkan dengan kunjungan silaturahim kepada kerabat keluarga. Anak-anak sangat senang dengan kunjungan silaturahim seperti ini karena biasanya mereka akan bertemu dan dapat bermain dengan saudara sepupu yang seusia mereka dan yang jelas mereka senang karena akan mendapat angpao Lebaran atau uang dari paman, bibi dan kakek nenek mereka dari kunjungan tersebut.
|
image: majulancargemilang.wordpress.com |
Ada juga yang melanjutkan dengan acara berkumpul bersama keluarga besar. Saat-saat berkumpul bersama keluarga besar seperti ini adalah saat yang paling membahagiakan dan sangat indah bagi saya. Bisa bertemu dan berkumpul bersama dengan saudara yang kebetulan mudik, berbagi cerita satu sama lain selama berada di perantauan, berfoto bersama dan menyantap hidangan Lebaran yang disediakan. Kebersamaan dan saat-saat indah seperti ini jauh lebih nikmat dan bahagia bila hanya dibandingkan dengan pakaian baru, sungguh tidak ada apa-apanya :)
|
image: dinalislam1.wordpress.com |
Kesimpulan
Indahnya silaturahim, indahnya berbagi, indahnya kebersamaan dalam keluarga adalah jauh lebih penting dari hanya sekedar gamis baru, baju pesta anak-anak baru, baju koko baru, kopiah baru, gadget baru, motor mobil baru, sepatu baru dan lain-lain yang serba baru. Sangat disayangkan apabila lebaran yang merupakan hari kembali kepada fitrah hanya dikaitkan dengan hal-hal seperti itu saja. Kembali kepada judul artikel di atas,
ada yang salah dengan baju lebaran anak kita? Mari kita sama-sama belajar untuk menanamkan nilai-nilai yang lebih baik dan mulia pada anak-anak kita.
Taqabbalallahu Minna wa Minkum, Saya Wakijo beserta keluarga mengucapkan Mohon maaf lahir dan batin :)